Israel Menuding Uni-Eropa Sebagai Penghasut Insiden Penembakan yang Menewaskan Staff Kedutaan Di AS

Gideon Moshe Sa'ar (kiri), Menteri Luar Negeri Israel, dan Elias Rodriguez (kanan), pelaku penembakan.


Yerusalem
— Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyampaikan tuduhan keras bahwa retorika anti-Israel dari sejumlah pejabat Eropa telah menciptakan atmosfer permusuhan global yang memicu insiden penembakan terhadap dua staf kedutaan Israel di Washington.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan dari Yerusalem, Saar menilai bahwa iklim kebencian tersebut merupakan kelanjutan dari gelombang hasutan antisemit yang meningkat sejak serangan Hamas ke wilayah Israel pada Oktober 2023. “Ada garis langsung yang menghubungkan hasutan antisemit dan anti-Israel dengan pembunuhan ini....Hasutan ini juga dilakukan oleh para pemimpin dan pejabat dari banyak negara dan organisasi, khususnya dari Eropa.” ujarnya, seperti dilansir Reuters, Kamis (22/5).

Kedua korban, Yaron Lischinsky dan Sarah Lynn Milgrim, menjadi sasaran penembakan di luar sebuah museum Yahudi di Washington, hanya sehari sebelum pernyataan ini dikeluarkan. Pelaku, menurut pejabat Amerika Serikat, diduga meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina sebelum melakukan aksinya dan kini telah diamankan pihak berwenang.

Meski tidak menyebut nama atau negara secara spesifik, Saar menuding sejumlah pemimpin dan organisasi dari Eropa sebagai pihak yang turut menyulut atmosfer kebencian tersebut. Pernyataan ini datang di tengah meningkatnya tekanan dari negara-negara Barat terhadap Israel, menyusul operasi militernya yang berkelanjutan di Jalur Gaza.

Sebagaimana diketahui, Israel telah menjalankan blokade dan operasi militer intensif di Gaza sejak serangan Hamas tahun lalu. Kampanye ini telah menyebabkan lebih dari 53.000 korban jiwa di pihak Palestina dan kerusakan besar-besaran pada infrastruktur di wilayah yang padat penduduk tersebut. Kritik dari komunitas internasional terus mengalir, termasuk dari negara-negara seperti Prancis, Inggris, dan Kanada, yang telah memperingatkan akan adanya tindakan tegas terhadap Israel.

Tahun lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga sempat mengeluarkan perintah kepada Israel untuk mencegah potensi tindakan genosida di Gaza, menyusul gugatan yang diajukan Afrika Selatan—putusan yang memicu kemarahan di kalangan pejabat Israel.

"Fitnah-fitnah tentang genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan pembunuhan bayi ini justru membuka jalan bagi pembunuhan seperti ini." kata Saar dalam konferensi pers tersebut.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama